|
KA Logawa - St. Gubeng |
Perjalanan jauh bisa sangat membosankan apalagi bila jarak tempuhnya ratusan kilo meter dan membutuhkan waktu berjam-jam ditambah lagi minimnya bekal dan perasaan malu ketika memamerkan dompet yang isinya foto setengah badan dengan senyum anti ketombe walaupun merk dompetnya berkelas kalau penghuninya bukan para pahlawan tetap saja bokong ini terasa tepos. Begitulah hidup kita harus bisa
belajar dan menuntut ilmu sampai mati.
Masih untung perjalanan kali ini menggunakan jasa kereta api yang pelayanannya sudah lebih baik dan nyaman dari sebelumnya selain sudah pasti dapat tempat duduk sesuai nomer kursi. Para pengamen serta pedagang juga sudah tidak diizinkan lagi seenaknya masuk kedalam KA biarpun KA kelas ekonomi sekarang sudah dilengkapi pula dengan fasilitas pendingin udara (AC) sehingga rasa haus karena panasnya perjalanan tidak lagi membuat tangan ini tertarik meraba bokong bukan bokong orang lain loh! maksudnya mengambil uang didompet buat beli-beli.
Tapi biarpun fasilitas sudah semakin baik ternyata masih saja ada yang mengeluh dan merasa dikorbankan atas pelayanan tersebut coba tebak golongan orang seperti apa yang masih belum nyaman dengan kondisi KA sekarang? Sudah bisa ditebak kan? tentu saja golongan ahli hisap alias pembayar pajak terajin yakni perokok. Kenapa saya bilang pembayar pajak terajin? sebab setiap satu batang yang dihisap perokok sama saja telah membayar pajak Rp 200-300/batang (lihat pada cukai dan bandrol rokok).
Ditengah KA meluncur dengan bunyi khasnya ijug ijug ijug ngooonggg!!! Saya mendengar perbincangan beberapa penumpang yang sama-sama berstatus penikmat tembakau.
Coba tebak apa yang bisa menghentikan kereta ini selain masinis? merokok dapat menghentikan kereta ini celetuk salah satu penumpang. Kok bisa? Iya sebab kalau ada yang merokok sanksinya akan diturunkan dari KA berarti kan berhenti. Hahaha...begitu tawa para penumpang
Ada-ada saja tapi bagaimana bila diturunkannya dalam keadaan KA tetap berjalan? Iya merokok dapat terlempar dari KA dong! Hehe...tapi kalau dipikir ada baiknya juga andai saja ada gerbong khusus perokok mungkin saja ini bisa jadi masukan buat PT. KAI agar semakin fair dan bisa berpeluang menambah aset pemasukan karna dari sekian banyak penumpang setuju-setuju saja harga tiket pada gerbong perokok diberi selisih harga. Apakah akan seperti harapan para perokok pelayanan KA kedepannya? kita tunggu saja!
Belum ada tanggapan untuk "Merokok Dapat Menghentikan Kereta Api"
Posting Komentar